i want to start my series of love letter, it's kinda fun i think :) gue bakal nulis macem-macem surat cinta buat orang yang berbeda-beda, jadi apapun yang gue tulis di sini fiktif ya :)
Dear, kamu
Malam ini aku sedang bingung, sejak satu jam yang lalu aku memegang buku ini tapi tak satu katapun mengendap di otakku. Mungkin karena kamu. Bayanganmu sedang membaca buku di perpustakaan lima sore yang lalu merekat kuat. Kurasa tidak akan ada buku yang tidak kumengerti jika kamu yang membacakannya untukku. Ah atau sebaliknya? Tak akan ada buku yang bisa kumengerti jika kamu membacakannya untukku, karena aku akan lebih sibuk menerka-nerka isi kepalamu yang terpancar dari mata teduhmu.
Aku berpikir terlalu jauh ya? Sedang menanyakan namamu saja aku tak bernyali. Tapi bagiku bahagia itu sederhana. Melihatmu hampir setiap sore di perpustakaan publik itu, di sudut yang sama, membaca buku. Memerhatikan dahimu yang berkerut saat kamu berusaha memahami atau melihat simpul yang tertarik dari bibirmu saat yang kamu baca menyenangkan.
Jangan takut! Aku tak akan menyakitimu. Aku tak akan melangkah lebih jauh dari ini. Karena melihatmu seperti biasanya sudah lebih dari cukup. Kamu lebih indah dari langit lembayung yang menghias setiap senja, itu sebabnya aku rela menghabiskan hampir setiap soreku dengan melihatmu di balik buku yang kupegang. Matahari terbenampun tak memberi sensasi yang sama dibandingkan dengan melihat sejuta ekspresimu dan kehangatan yang muncul saat kamu terbenam di balik buku.
Aku ingin tahu, seberapa luas dunia yang kamu lihat. Ratusan buku yang kamu baca itu pasti mengajarkanmu banyak hal. Tapi aku ingin mendengarnya darimu. Duh permintaanku berlebihan, maaf ya. Kamu menjadi terlalu menarik untuk membuat pikiranku beranjak ke kata-kata yang tertulis di buku ini. Aku tak akan mengira kamu telah melewati ribuan lembar jika melihatmu di tempat lain, paling tidak begitulah mataku melihatmu.
Apa yang terjadi padamu? Apa kamu memutuskan untuk meminjam kumpulan lembar menarik itu dan membacanya di rumah? Apa kamu sudah menghabiskan semua buku di perpustakaan itu? Apa kamu mulai menyadari keberadaanku dan merasa risih? Apa sekarang kesibukanmu melebihi pesawat komersil yang tak pernah hinggap di satu tempat untuk waktu yang lama? Atau sesuatu yang buruk terjadi padamu? Lima sore yang lalu. Sejak itu tak lagi kulihat kamu duduk di sudut itu menikmati sore dalam buaian kata-kata. Egois ya, jika aku memintamu selalu ada di sana setiap sore agar aku bisa menikmati semuanya.
Sebenarnya aku menulis surat ini untuk mengucapkan terima kasih. Terima kasih karena kamu sudah membuat sore-soreku terasa hangat. Aku tidak memintamu kembali membaca di situ seperti biasanya kok. Aku senang bisa menemukan orang sepertimu, tapi ketidakhadiranmu 5 hari ini membuatku ingat bahwa kamu juga tidak menghabiskan setiap soremu di gedung kotak itu. Terima kasih ya, mengenalmu lewat diam seperti yang kulakukan selama ini sangat menyenangkan.
Aku tak berharap kamu mencariku karena surat ini, surat ini akan kutitipkan pada penjaga perpustakaan yang tentunya sudah hapal denganmu. Jadi, jika suatu saat kamu datang lagi surat ini akan sampai padamu. :)
Terima kasih :)